MENERAPKAN PRINSIP UNDERSTANDING BY DESIGN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Aksi nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru?
- Ide apa yang Bapak/Ibu guru dapatkan setelah belajar topik ini? Jawab:
Setelah belajar topik ini, saya memahami bahwa Understanding by Design merupakan sebuah prinsip yang dapat membantu saya sebagai seorang guru. Karena dengan prinsip UbD ini, saya dapat merancang pembelajaran yang bertitik tolak pada hasil yang akan dicapai peserta didik. Sehingga sebelum melaksanakan pembelajaran, saya terlebih dahulu menentukan tujuan pembelajaran.
- Perencanaan pembelajaran seperti apa yang relevan untuk dikembangkan di sekolah Bapak/Ibu guru? Buatlah aksi nyata dengan mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis prinsip UbD!
Jawab:
Understanding by Design atau dikenal dengan sebutan Backward Design adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang dimulai dari menentukan hasil akhir dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bertitik tolak dari hasil akhir inilah, saya akan merancang pembelajaran. Setelah langkah tersebut, maka saya juga membuat asesmen. Asesmen ini berfungsi untuk mengentahui kebutuhan, perkembangan dan pencapaian peserta didik. Dan setelah itu, saya akan merancang kegiatan pembelajaran.
Terdapat tiga langkah dalam membuat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan prinsip Understanding by Design, yaitu menentukan tujuan pembelajaran, menentukan asesmen pembelajaran, dan merancang aktivitas pembelajaran (Grant Wiggins dan Jay McTighe, 2005).
Understanding by Design (UbD) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dipelopori oleh tokoh pendidikan Grant Wiggins dan Jay McTighe (2005). Pendekatan UbD berlandaskan pada prinsip-prinsip (Wiggins dan Jay McTighe, 2005), yaitu:
-
- Merupakan perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru sebagai bagian dari tugasnya.
- Merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memaknai belajar melalui konsep-konsep utama.
-
- Mendorong peserta didik memaknai pembelajaran secara mandiri melalui bukti kinerja otentik.
- Perencanaan pembelajaran yang dimulai guru menentukan capaian atau tujuan pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik.
- Guru membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Tidak hanya mengajar, guru harus memastikan pembelajaran terjadi dan bermakna bagi peserta didik.
- Refleksi berkala terhadap bagaimana pembelajaran dilakukan merupakan Upaya untuk meningkatkan kualitas dan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.
- UbD merefleksikan peningkatan yang berkelanjutan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.
- Capaian Pembelajaran per Elemen
Peserta didik menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 100. Peserta didik dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, serta melakukan komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan benda-benda konkret yang banyaknya sampai 20. Peserta didik menunjukkan pemahaman pecahan sebagai bagian dari keseluruhan melalui konteks membagi sebuah benda atau kumpulan benda sama banyak (pecahan yang diperkenalkan adalah setengah dan seperempat).
- Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat mengenali pecahan sederhana 1, 1, dan 1.
2 3 4
-
- Peserta didik dapat membandingkan pecahan sederhana dengan gambar.
- Peserta didik dapat menuliskan dan menyebutkan pecahan berdasarkan bagian dari suatu benda atau gambar.
- Profil Pelajar Pancasila
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
- Berkebhinekaan global
- Bergotong royong
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kreatif
- Asesmen Pembelajaran Asesmen Formatif
- Observasi aktivitas siswa saat melipat kertas dan berdiskusi.
- Tes tertulis
- Metode Pembelajaran
- Tanya jawab
- Diskusi kecil
- Media Pembelajaran
- Laptop, proyektor, dan speaker
- Video pendek dari YouTube tentang ”Berbagi roti untuk keluarga” Belajar Pecahan Matematika untuk Anak - Berbagi Roti untuk Keluarga
- Alat peraga pecahan (kertas lipat)
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
- Merancang Kegiatan Pembelajaran
- Kegiatan Pendahuluan
- Salam pembuka dan doa sebelum pembelajaran dimulai.
- Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan pertanyaan sederhana: Siapa yang pernah membagi kue bersama teman?”
- Guru menampilkan video pendek dari YouTube tentang berbagi roti untuk keluarga.
-
- Guru mengajukan pertanyaan pemantik: Kegiatan apa yang kalian perhatikan pada video tersebut?, Mengapa Ibu memotong rotinya secara berbeda-beda?
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan secara sederhana mengenai pengertian pecahan dan memberikan contoh yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
- Guru menunjukkan gambar 1, 1, dan 1 menggunakan benda konkret.
2 3 4
-
- Guru membentuk kelompok-kelompok kecil.
- Siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan.
- Siswa melipat kertas menjadi dua, tiga, dan empat bagian yang sama besar untuk memahami konsep pecahan.
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok kecil.
- Siswa mengerjakan LKPD mengenali dan mewarnai bagian 1, 1, dan 1 dari gambar.
2 3 4
-
- Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok jika mengalami kesulitan.
- Setiap kelompok menampilkan hasil diskusinya.
- Kegiatan Penutup
- Guru merefleksi pembelajaran dengan bertanya: “Apa itu 1 ?
2
-
- Guru memberi pujian dan motivasi.
- Guru memberikan tugas rumah: menggambar pecahan 1 dari sepotong kue.
4
-
- Guru memberikan informasi rencana pelajaran untuk pertemuan berikutnya.
- Doa dan salam penutup.
REFLEKSI
Understanding by Design (UbD) atau yang dikenal dengan Backward Design merupakan sebuah prinsip pembelajaran yang bertitik tolak dari hasil yang akan dicapai. Dengan kata lain, guru harus menentukan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai diberikan. Dengan menentukan tujuan pembelajaran, maka saya akan menyusun materi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah.
Setelah saya mempelajari modul ini, saya menerapkan pembelajaran dengan prinsip Understanding by Design pada pelajaran matematika di kelas II SD khususnya pada materi pecahan sederhana. Pertama-tama saya menentukan terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai peserta didik. Kemudian setelah itu, saya menentukan asesmen. Asesmen ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat memahami pembelajaran yang akan dilaksanakan. Asesmen yang saya gunakan yaitu asesmen formatif. Dan pada tahap terakhir, saya merancang pembelajaran.
Selama pembelajaran dengan menggunakan prinsip Understanding by Design ini berlangsung, saya mengamati keaktifan dan semangat peserta didik yang semakin baik walaupun terdapat beberapa peserta didik yang tidak mengalami perubahan baik dalam pembelajaran. Peserta didik juga saling bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecilnya dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikan.
Meskipun ada beberapa peserta didik yang kurang aktif selama pembelajaran, penerapan pembelajaran berbasis Understanding by Design telah memberikan perubahan positif pada pembelajaran matematika yang saya berikan. Dengan terus belajar dan melakukan yang terbaik buat peserta didik, saya yakin dapat memberikan pembelajaran yang menggembirakan dan bermakna untuk peserta didik.